
Tuesday, December 22, 2009
at
8:41 AM
|
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu(Amsal 22:6)
RUMAH YANG BERSIH
Suatu kali saya menemukan kutipan indah berikut, "Andai rumah saya
sangat bersih dan segala sesuatu tertata rapi, tetapi tak ada kasih
di situ, maka saya adalah seorang pembantu, bukan ibu. Andai saya
punya waktu untuk mengelap, mengepel, mendekorasi rumah dan seisinya,
tetapi tak punya waktu untuk menunjukkan kasih, maka anak-anak hanya
belajar tentang kebersihan, bukan kesalehan. Dulu saya pikir
keberhasilan seorang ibu dilihat dari bagaimana ia menata rumah.
Namun, kini saya tahu bahwa ukurannya adalah pada bagaimana anak-anak
belajar tentang kasih."
Semasa Elisa melayani, seorang janda meminta pertolongan kepadanya.
Ia janda dari seorang nabi Allah, yang telah dibunuh kejam oleh
Izebel. Ketika itu sangat sulit bagi seorang janda untuk mencari
nafkah. Dan kini ia terdesak; terjerat utang yang besar (ayat 1).
Namun, ia tak berbalik setia. Apalagi ia memiliki anak-anak. Ia ingin
anak-anaknya melihat dan mengalami bahwa Allah mereka patut
diandalkan. Maka, ia mencari Elisa sang hamba Allah. Ia dan
anak-anaknya pun mendapatkan mukjizat. Dan itu menyelamatkan serta
mengajarkan kebenaran penting pada anak-anaknya (ayat 5-7).
Bertumbuhnya seorang pribadi selalu ditopang oleh kehadiran dan
dukungan seorang ibu, atau seorang lain yang berperan sebagai ibu
baginya. Bagaimana berkata-kata, mengampuni sesama, berbagi serta
menunjukkan kasih, juga memercayai Tuhan, kebanyakan dipelajari orang
dari ibu. Maka, kiranya perhatian ibu bukan mengatur urusan rumah
jasmani saja. Yang jauh lebih penting adalah menata fondasi hidup
seorang anak, yang kelak bisa mengubah dunia dengan cara yang
menyenangkan Allah --AW
RUMAH BERSIH TAK MENJAMIN HATI SEKETIKA BERSIH
NAMUN IBU PENUH KASIH TERUS MEMBENTUK HIDUP PENUH KASIH
2 Raja-raja 4:1-7
1. Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya
kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan
engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi
sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang
anakku menjadi budaknya."
2 Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?
Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah."
Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun
di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak."
3 Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari
luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi
jangan terlalu sedikit.
4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan
anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala
bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"
5 Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu
sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan
bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.
6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan
itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,"
tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu
berhentilah minyak itu mengalir.
7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi
Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu,
bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta
anak-anakmu."
RUMAH YANG BERSIH
Suatu kali saya menemukan kutipan indah berikut, "Andai rumah saya
sangat bersih dan segala sesuatu tertata rapi, tetapi tak ada kasih
di situ, maka saya adalah seorang pembantu, bukan ibu. Andai saya
punya waktu untuk mengelap, mengepel, mendekorasi rumah dan seisinya,
tetapi tak punya waktu untuk menunjukkan kasih, maka anak-anak hanya
belajar tentang kebersihan, bukan kesalehan. Dulu saya pikir
keberhasilan seorang ibu dilihat dari bagaimana ia menata rumah.
Namun, kini saya tahu bahwa ukurannya adalah pada bagaimana anak-anak
belajar tentang kasih."
Semasa Elisa melayani, seorang janda meminta pertolongan kepadanya.
Ia janda dari seorang nabi Allah, yang telah dibunuh kejam oleh
Izebel. Ketika itu sangat sulit bagi seorang janda untuk mencari
nafkah. Dan kini ia terdesak; terjerat utang yang besar (ayat 1).
Namun, ia tak berbalik setia. Apalagi ia memiliki anak-anak. Ia ingin
anak-anaknya melihat dan mengalami bahwa Allah mereka patut
diandalkan. Maka, ia mencari Elisa sang hamba Allah. Ia dan
anak-anaknya pun mendapatkan mukjizat. Dan itu menyelamatkan serta
mengajarkan kebenaran penting pada anak-anaknya (ayat 5-7).
Bertumbuhnya seorang pribadi selalu ditopang oleh kehadiran dan
dukungan seorang ibu, atau seorang lain yang berperan sebagai ibu
baginya. Bagaimana berkata-kata, mengampuni sesama, berbagi serta
menunjukkan kasih, juga memercayai Tuhan, kebanyakan dipelajari orang
dari ibu. Maka, kiranya perhatian ibu bukan mengatur urusan rumah
jasmani saja. Yang jauh lebih penting adalah menata fondasi hidup
seorang anak, yang kelak bisa mengubah dunia dengan cara yang
menyenangkan Allah --AW
RUMAH BERSIH TAK MENJAMIN HATI SEKETIKA BERSIH
NAMUN IBU PENUH KASIH TERUS MEMBENTUK HIDUP PENUH KASIH
2 Raja-raja 4:1-7
1. Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya
kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan
engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi
sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang
anakku menjadi budaknya."
2 Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?
Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah."
Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun
di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak."
3 Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari
luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi
jangan terlalu sedikit.
4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan
anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala
bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"
5 Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu
sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan
bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.
6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan
itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,"
tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu
berhentilah minyak itu mengalir.
7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi
Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu,
bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta
anak-anakmu."
Posted by
fronita
Labels:
fReaK it

