
Friday, January 15, 2010
at
9:19 AM
|
Tanggal: Kamis, 14 Januari 2010
Bacaan : 1 Samuel 2:12-17
Setahun: Kejadian 33-35; Matius 10:1-20
Nats: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan (Amsal 4:23)
Judul:
LEWAT BATAS
Seorang pekerja asing mengaku kaget waktu pertama kali datang ke
Jakarta. Ia melihat banyak iklan rokok bertebaran di bandara maupun
jalan-jalan raya. Padahal, di hampir 170 negara di dunia, pemasangan
iklan rokok dilarang di ruang publik, untuk mencegah orang menjadi
pecandu rokok. Kita, di Indonesia, sudah sangat terbiasa melihat
iklan rokok, sehingga tidak lagi merasa itu salah. Apa yang di mata
dunia salah, sudah kita anggap lumrah!
Kitab 1 Samuel 2 menceritakan betapa keterlaluan sikap kedua anak
Eli. Mereka disebut "orang dursila" (ayat 12) karena kelancangan
yang kelewat batas. Perilaku dursila ini tidak terbentuk dalam
semalam. Mula-mula mereka "hanya" mengambil sebagian daging korban
yang sedang dimasak umat untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Padahal
menurut aturan, daging baru boleh diambil sesudah selesai
dipersembahkan. Saat itu Imam Eli tidak tegas menegur. Karena
dibiarkan, lama-kelamaan keduanya makin nekat. Belum lagi sempat
dimasak, daging korban sudah diminta (ayat 13,14). Bahkan mereka
berani memintanya dengan paksa dari tangan umat (ayat 15,16). Sikap
keduanya mengejutkan umat. Perbuatan anak-anak imam ini sudah jelas
salah, tetapi keduanya menganggap itu lumrah.
Dosa yang dibiarkan bisa membutakan hati nurani. Membuat kita berani
melakukannya terang-terangan tanpa rasa bersalah lagi. Penangkalnya
cuma satu: menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Kita perlu sering
introspeksi. Becermin pada firman Tuhan. Dari situ kita akan
disadarkan jika ada yang tidak beres. Tidak menganggap dosa itu
lumrah _JTI
KETIKA DOSA SUDAH DIANGGAP LUMRAH
KITA KEHILANGAN RASA BERSALAH
1 Samuel 2:12-17
12. Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka
tidak mengindahkan TUHAN,
13. ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali
seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu
dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di
tangannya
14. dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke
dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan
garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri.
Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke
sana, ke Silo.
15. Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu
berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah
daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima
dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."
16. Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar
dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka
berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan,
kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."
17. Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di
hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
Bacaan : 1 Samuel 2:12-17
Setahun: Kejadian 33-35; Matius 10:1-20
Nats: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan (Amsal 4:23)
Judul:
LEWAT BATAS
Seorang pekerja asing mengaku kaget waktu pertama kali datang ke
Jakarta. Ia melihat banyak iklan rokok bertebaran di bandara maupun
jalan-jalan raya. Padahal, di hampir 170 negara di dunia, pemasangan
iklan rokok dilarang di ruang publik, untuk mencegah orang menjadi
pecandu rokok. Kita, di Indonesia, sudah sangat terbiasa melihat
iklan rokok, sehingga tidak lagi merasa itu salah. Apa yang di mata
dunia salah, sudah kita anggap lumrah!
Kitab 1 Samuel 2 menceritakan betapa keterlaluan sikap kedua anak
Eli. Mereka disebut "orang dursila" (ayat 12) karena kelancangan
yang kelewat batas. Perilaku dursila ini tidak terbentuk dalam
semalam. Mula-mula mereka "hanya" mengambil sebagian daging korban
yang sedang dimasak umat untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Padahal
menurut aturan, daging baru boleh diambil sesudah selesai
dipersembahkan. Saat itu Imam Eli tidak tegas menegur. Karena
dibiarkan, lama-kelamaan keduanya makin nekat. Belum lagi sempat
dimasak, daging korban sudah diminta (ayat 13,14). Bahkan mereka
berani memintanya dengan paksa dari tangan umat (ayat 15,16). Sikap
keduanya mengejutkan umat. Perbuatan anak-anak imam ini sudah jelas
salah, tetapi keduanya menganggap itu lumrah.
Dosa yang dibiarkan bisa membutakan hati nurani. Membuat kita berani
melakukannya terang-terangan tanpa rasa bersalah lagi. Penangkalnya
cuma satu: menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Kita perlu sering
introspeksi. Becermin pada firman Tuhan. Dari situ kita akan
disadarkan jika ada yang tidak beres. Tidak menganggap dosa itu
lumrah _JTI
KETIKA DOSA SUDAH DIANGGAP LUMRAH
KITA KEHILANGAN RASA BERSALAH
1 Samuel 2:12-17
12. Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka
tidak mengindahkan TUHAN,
13. ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali
seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu
dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di
tangannya
14. dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke
dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan
garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri.
Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke
sana, ke Silo.
15. Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu
berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah
daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima
dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."
16. Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar
dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka
berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan,
kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."
17. Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di
hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
Posted by
fronita
Labels:
fReaK it

