
Thursday, September 1, 2016
at
11:09 PM
|
Kyanya sejak abis nonton The Conjuring 2, pandangan g terhadap film horor jadi beda deh. Dulu tuh kalau abis nonton film horor, g beneran tersiksa karena ngga bisa tidur, tapi setelah The Conjuring 2 yang ngga ngaruh sama tidur g, sejak itu g jadi memandang film horor hanya sebatas cerita aja. Ginger aja ampe ngecengin dengan bilang ciee yang udah berani skrg ngajakin loh nonton film horor, dulu aja cuma alesan nemenin doang trus sepanjang film bakal tutup mata. Reaksi g cuma hehe aja deh, abis g juga bingung sendiri sebenernya.
Okelah, lanjut ke cerita filmnya aja, malah curhat tuh duluan di atasnya haha.
Lights Out adalah film buatan James Wan yang bikin The Conjuring 2. Ceritanya menurut g sih cukup bagus dan kreatif. Sosok hantu yang disajikan adalah hantu yang berbeda dan cerita yang mendasarinya masih masuk akal. Sebenernya kacian juga sih hantu ini semasa hidupnya. Dia mengalami itu bukan karena kesalahannya tapi karena memang dia dilahirkan demikian. Dan karena sebuah kesalahan dalam metode pengobatannya yang g juga ga ngerti kenapa dia harus dialiri listrik ya, kan dia ga boleh kena cahaya, entah deh teorinya gimana. Intinya metode itu membuat dia overdosis dan akhirnya meninggal.
Adalah Sofie, seorang wanita yang pernah mengalami depresi pada masa kecilnya dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Dia pernah berteman dengan seorang anak bernama Diana yang mempunya penyakit kelainan kulit dimana dia sama sekali tidak bisa terkena sinar atau cahaya apapun karena itu akan membuat kulitnya terbakar. Dialah yang menjadi sosok hantu dalam film ini. Teror yang dia berikan adalah untuk memastikan Sofie tetap ada disisinya dan tetap mau berkomunikasi dengan dia. Sepertinya Sofie adalah media Diana untuk bisa ada di dunia.
Diana sudah membunuh Paul, suami Sofie karena berusaha untuk menyembuhkan Sofie dan tidak membuatnya merasa sendiri dan depresi karena itulah kelemahan yang membuat Diana bisa memasuki pikirannya dan berkembang dalam dunianya. Lalu Diana juga tidak tinggal diam saat Martin, anak Sofie yang mulai merasakan kehadiran Diana dirumahnya mengadu pada kakaknya, Rebecca yang sudah tidak tinggal bersamanya untuk membawanya kabur dari rumah. Rebecca ternyata pernah mengalami hal yang sama, akhirnya dia menyelidiki siapa sebenarnya Diana.
Ginger bilang, kekurangan film ini adalah rumah yang selalu gelap. Kenapa gitu harus gelap, siang ataupun malam tetap aja tuh rumah gelap. Emangnya ngga ada apa cahaya matahari sama sekali. Ya iya sih karena si Sofie mau si Diana ada makanya digelapin ya tapinya kan kalau siang ya diperlihatkan gitu masih siang. Eh tapi tata letak figura di rumah ini bagus loh, g ampe pengen niru tapi blm berhasil hahaha.
Satu lagi adalah tentang tulisan di ruang bawah tanah. Agak aneh sih menurut gue. Kalau dia mau menunjukkan sesuatu, tunjukkanlah mayat Bapaknya Rebecca bukan tulisan-tulisan itu.
Akhir kisahnya menggambarkan betapa kasih sayang ibu terhadap anaknya. dia merelakan dirinya agar anak-anaknya selamat. memang ada sedikit drama dimana Martin dan Rebecca memutuskan untuk tidak meninggalkan ibu mereka, Sofie dan berniat menyelamatkannya. Cukup menegangkan dan seru nontonnya.
Posted by
Fronita
Labels:
Film

