
Saturday, March 10, 2018
at
7:19 AM
|
Sebenarnya ngga ada niatan nonton ini sebelumnya tapi karena emang udah rame bgd dan kyanya seru, bahkan skrng udah sampai 6 juta lebih kyanya total penontonnya. Ginger juga ngajakin buat nonton ini. Jadi ya udah deh nonton. Sebenernya udah tahu sebagian besar ceritanya karena udah baca Buku Dilan (1991) cuma ternyata itu buku keduanya dan yang dibuatkan film ini adalah buku yang pertama yaitu Dilan (1990) yang inti ceritanya tentang awal pertemuan Dilan dan Milea dan bagaimana mereka jadian, kalau yang belum baca buku keduanya mungkin akan mengira kalau mereka adalah pasangan sempurna dan pastinya akan melanggeng ke hubungan yang lebih lanjut namun nyatanya tidak. Setelah nonton, g berniat baca bukunya dulu sebelum nulis review karena ada yang mau dinilai yaitu bagaimana proses visualisasi yang dilakukan oleh sutradara atau produsernya dari buku ke film. Ngga banyak yang sukses melakukan itu tapi ngga sedikit juga yang berhasil. Harry Potter bisa dibilang cukup berhasil namun memang ada yang kurang dan dibuat berbeda untuk beberapa filmnya. Ini sih agak mengecewakan. Raditya Dika juga melakukan visualisasi hampir semua bukunya dalam bentuk film. Ada yang oke namun ada yang ngga juga. Koala Kumal menurut g sih ngga oke karena ngga sesuai dan ya jadinya disesuaikan untuk dibuat sebuah film. Entah itu hitungannya benar dan oke atau malah jadi ngga sesuai sama yang di buku ya. Nah untuk Dilan, sepertinya diambil benar-benar sama dengan apa yang ditulis di buku, bahkan dialognya pun sama persis. Bahkan penggambaran yang dibuat juga sama persis dengan adegan yang ada di film. Ngga kreatif?ngga juga sih. Mungkin malah jadi sesuai ekspektasi kali ya.
Kalau menurut ginger, ngga ada yang istimewa dari cerita Dilan karena ini adalah kisah asmara remaja tahun 1990. Era nya ngga jauh berbeda dengan anak zaman now sebenernya. Dan memang punya masa sendiri, begitu kata dia. Kalau pendapat pribadi g sih Dilan itu cowok yang cukup istimewa. Kalau kalian baca bukunya kalian akan tahu kenapa bisa ada 2 karakter yang bertolak belakang yang hidup dalam diri seorang Dilan (ini juga komentar ginger karena dia bilang terlalu mengada-ada kalau ada orang yang hidup dengan 2 karakter yang bertolak belakang seperti Dilan). Dilan anak tentara, kerasnya hidup mungkin dia sudah alami saat jadi anak kolong semasa bapaknya masih bertugas. Ibunya bisa dibilang bukan orang Indonesia dan sepertinya belum mau mengakui kalau dia orang Indonesia walaupun asalnya dari Provinsi yang diakui secara de facto sebagai bagian dari Indonesia. Mungkin 2 karakter ini yang menurun pada Dilan sehingga dia berani, tegas, pembangkang dan bisa jadi Panglima Tempur. Karakter satunya didapat dari hobbynya membaca buku (ini yang ginger ga tahu karena dia ga baca bukunya, cuma nonton doang, sama kya kalian kali yaa hehe) satra dan puisi bahkan ada satu cerita di buku yang menuliskan kalau dia dikasih hadiah ulang tahun berupak buku Buya Hamka sebanyak 30 buku oleh ayahnya dan langsung dihabiskan. Jadi ga heran kalau dia agak puitis.
Yang menarik adalah soal Milea. Pendapat pribadi g membawa pada kesimpulan bahwa memang Milea tidak layak untuk Dilan, itulah sebabnya mereka tidak bersatu. Milea sudah memiliki Beni. Di dalam bukunya dia cukup jujur untuk menuliskan bahwa dia sudah tidak lagi menginginkan Beni saat dia sudah mengenal Dilan. Sungguh hal yang sangat tidak baik, bukan? Jadi dia dengan mudahnya memutuskan pacarnya karena dia sudah merasa aman akan mendapatkan gantinya padahal dia belum sepenuhnya mengetahui bagaimana Dilan sesungguhnya. Emosi sesaat?Ego? nggalah. Kan dia udah tahu Beni seperti apa, kenapa ngga dari dulu dia memutuskan untuk putus? Pastinya karena belum ada gantinya. G pernah punya temen yang kya begini.Yang pasti jadinya isinya hanya terus menerus mencari yang lebih baik dan dengan mudahnya berpaling saat menemukan satu kesalahan dari pasangan yang dia punya. Bukan belain Beni ya dalam hal ini, g juga ga suka sama dia karena kasar dan pemarah. Terutama sih kata-katanya ya.
Dilan juga tidak sebegitunya cinta kepada Milea. Memang diceritakan kalau belum pernah dia berusaha semaksimal ini kepada wanita manapun selain Milea, itu sebabnya semua hal yang dilakukannya ke Milea pastinya membekas dengan sangat. Tetapi Dilan tidak sanggup mempertahankan hubungannya dan lebih memilih untuk pisah karena dia tidak bisa mengatur dan memilih antara teman, solidaritas dan rasa cintanya. Di Film dan Buku Dilan (1990), bisa kalian baca bahwa akar permasalahan sudah timbul sejak Milea memakasa Dilan untuk jalan-jalan saat dia sedang mengatur strategi pembalasan dengan Anhar dan lainnya. Sama seperti semua lelaki di dunia ini, saat masih pedekate dan belum mendapatkan wanita pujaannya, pastinya apapun akan dilakukan termasuk yang tidak disukai, hal itu akan berlaku berbeda saat sudah jadian, walaupun dengan kasus yang sama, kenapa? Karena udah dapet. Udah ngga lagi harus rela berkorban. Nah bagian ini yang kebanyakan orang kalah dan gagal, Dilan termasuk salah satunya. Dia gagal untuk bisa kembali berkorban demi apa yang sudah dia perjuangkan dengan sangat sebelumnya. Jika kalian sudah membaca atau menonton Critical Eleven, Ale merupakan contoh kebalikan dari Dilan. Walaupun di awal dia belum bisa memaafkan Anya sepenuhnya dan tidak bisa memulai pembicaraan atau sikap yang lebih baik namun dia bertahan dan terus bertahan, mencari cara dan waktu yang tepat bahkan alasan untuk bisa kembali lagi. Dilan melakukan sebaliknya, dia menyerah di kesempatan pertama.
Walaupun g sempat meragukan Iqbal sebagai Dilan naun kenyataannya dia mampu memerankan dengan baik. Sebenernya g punya beberapa nama kandidat yang menurut g lebih cocok untuk memerankan Dilan daripada Iqbal, nama yang paling oke muncul saat diskusi dengan Ginger adalah Herjunot Ali. Jadi inget waktu dia memerankan Alex di film Sunshine Becomes you, cocok bgd galaknya, Sayangnya film ini seperti tidak digarap dengan serius, padahal bukunya bagus bgd. Vanesha Pricillia yang bagus untuk jadi Milea. DIa benar-benar mewarisi keluguan kakaknya (Sissy Pricillia). Kalian semua pasti masih ingat karakter Milly di Film AADC, ya begitulah Milea dalam film ini. Kepolosan, keluguannya sama sekali ga dibuat-buat, benar-benar pas dan cocok.
Kisah Dilan dan Milea ini sangatlah lucu dan bisa bikin senyum-senyum sendiri, mengingat masa dimana ada orang yang sebegitunya kepada seseorang untuk mendapatkan hatinya. Jadi inget waktu Jika kalian masih memiliki dia sampai hari ini, bersyukurlah dan miliki dia sepenuhnya karena dia berhasil dan jauh lebih baik dari Dilan.

