
Saturday, August 1, 2020
at
3:01 PM
|
Akhirnya semua pertanyaan besar udah terjawab. Sedih sih walau harusnya bisa senang dengan semuanya. Emang bener kya ngapain siiih nyari2 hal yang ngga ada, qo bukannya bersyukur yaa sama apa yang udah terjadi saat ini. Bersyukur untuk banyak hal yang bisa didapat tanpa harus bertengkar hebat Ketika memintanya. Bersyukur bahwa ada lebih banyak hal yang didapat daripada yang ngga. Pandemi seengganya membantu memudahkan kondisi ini. Ngga banyak hal yang bisa dilakukan membuat ngga banyak keinginan muncul dan kondisi menjadi jauh lebih mudah dihadapi dengan berkurangnya rutinitas yang intens. Jadi yang bermasalah adalah aq.
Kalau aq melihat dan mencari pada bukti otentik (hasil tulisan aq sendiri) bertahun-tahun yang lalu dan semuanya emang aq yang salah. Bukan dia. Bukan keadaan atau bukan apa yang selama ini aq selalu jadikan kambing hitam. Semuanya bermula dari aq. Bermula dari sebuah keraguan dan ketakutan dan keinginan yang seharusnya bisa dialihkan pada hal lain karena emang bukan itu jawabannya. Jadi selama ini aq yang berusaha sok pintar dengan apa yang aq tahu untuk menjawab semua keresahan yang ada dan marah saat kondisi tidak sesuai. Berapa banyak waktu yang udah dibuang untuk menyadari hal ini. Seperti Jose Carol bilang pada khotbah bulan lalu, jawabannya udah ada di diri kmu Cuma butuh melihat lebih baik dan melihat dengan cara pandang yang berbeda, cara pandangnya Tuhan bukan cara pandang manusia yang selalu sempit.
Kali ini dia udah sangat berusaha, yukk jangan hancurkan usahanya. Jangan buat suasana jadi lebih runyam. Jangan cari masalah di saat ngga ada masalah. Fokus sama tugas yang ada. Focus sama apa yang harus dicapai. Sedih, ya pasti. Saat ini dia juga begitu qo dan itulah gunanya pertemuan yang ada, untuk sedikit mengurangi rasa itu tapi tetap dalam koridor yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Ingat apa yang dia bilang, dia juga ngga mau gagal lagi. Ngga mau berharap kondisi tahun lalu berulang lagi. Jadi hargai itu dan coba dengan fokus sama apa yang seharusnya bukan sama apa yang diinginkan.
Jadi jawaban yang dicari di beberapa bulan belakangan adalah ini. Jawaban yang membuat galau, sedih dan lainnya adalah jawaban terbaik yang menyadarkan diri akan betapa buruknya diri sendiri. Jadi kalau merasa gagal atau hancur dengan apa yang ada semuanya karena diri sendiri. Semuanya karena kelakuan diri sendiri bukan karena orang lain. Mereka ada karena menyesuaikan atau menempatkan tempat yang diberikan dan memainkan peranan yang menurutnya sesuai termasuk dia. Apa yang dia lakukan adalah implikasi dari apa yang kmu dluan lakukan. Ya Tuhan, butuh lama banged buat belajar akan hal ini. Tapi masih bersyukur harusnya karena akhirnya tahu apa dan kenapa dengan semua pertanyaan yang ada selama ini. Ga gampang banged buat lulus ujiannya. Sekarang udah tinggal final exam di depan mata jadi ngga boleh kalah atau ga lulus lagi, yukk semangaat.
Yang pasti semuanya harus diingat sebagai pelajaran hidup yang berharga. Apa yang terjadi sama diri sendiri. Betapa rasanya hancur dan lainnya semuanya bukan salah orang lain tapi semuanya didasari sama keputusan apa yang diambil kemarin. Jangan pernah mencoba menyalahkan yang lain. Ambil hikmah. Hadapi dan jalani. Jalan masih Panjang setelah ini.
Kalau aq melihat dan mencari pada bukti otentik (hasil tulisan aq sendiri) bertahun-tahun yang lalu dan semuanya emang aq yang salah. Bukan dia. Bukan keadaan atau bukan apa yang selama ini aq selalu jadikan kambing hitam. Semuanya bermula dari aq. Bermula dari sebuah keraguan dan ketakutan dan keinginan yang seharusnya bisa dialihkan pada hal lain karena emang bukan itu jawabannya. Jadi selama ini aq yang berusaha sok pintar dengan apa yang aq tahu untuk menjawab semua keresahan yang ada dan marah saat kondisi tidak sesuai. Berapa banyak waktu yang udah dibuang untuk menyadari hal ini. Seperti Jose Carol bilang pada khotbah bulan lalu, jawabannya udah ada di diri kmu Cuma butuh melihat lebih baik dan melihat dengan cara pandang yang berbeda, cara pandangnya Tuhan bukan cara pandang manusia yang selalu sempit.
Kali ini dia udah sangat berusaha, yukk jangan hancurkan usahanya. Jangan buat suasana jadi lebih runyam. Jangan cari masalah di saat ngga ada masalah. Fokus sama tugas yang ada. Focus sama apa yang harus dicapai. Sedih, ya pasti. Saat ini dia juga begitu qo dan itulah gunanya pertemuan yang ada, untuk sedikit mengurangi rasa itu tapi tetap dalam koridor yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Ingat apa yang dia bilang, dia juga ngga mau gagal lagi. Ngga mau berharap kondisi tahun lalu berulang lagi. Jadi hargai itu dan coba dengan fokus sama apa yang seharusnya bukan sama apa yang diinginkan.
Jadi jawaban yang dicari di beberapa bulan belakangan adalah ini. Jawaban yang membuat galau, sedih dan lainnya adalah jawaban terbaik yang menyadarkan diri akan betapa buruknya diri sendiri. Jadi kalau merasa gagal atau hancur dengan apa yang ada semuanya karena diri sendiri. Semuanya karena kelakuan diri sendiri bukan karena orang lain. Mereka ada karena menyesuaikan atau menempatkan tempat yang diberikan dan memainkan peranan yang menurutnya sesuai termasuk dia. Apa yang dia lakukan adalah implikasi dari apa yang kmu dluan lakukan. Ya Tuhan, butuh lama banged buat belajar akan hal ini. Tapi masih bersyukur harusnya karena akhirnya tahu apa dan kenapa dengan semua pertanyaan yang ada selama ini. Ga gampang banged buat lulus ujiannya. Sekarang udah tinggal final exam di depan mata jadi ngga boleh kalah atau ga lulus lagi, yukk semangaat.
Yang pasti semuanya harus diingat sebagai pelajaran hidup yang berharga. Apa yang terjadi sama diri sendiri. Betapa rasanya hancur dan lainnya semuanya bukan salah orang lain tapi semuanya didasari sama keputusan apa yang diambil kemarin. Jangan pernah mencoba menyalahkan yang lain. Ambil hikmah. Hadapi dan jalani. Jalan masih Panjang setelah ini.
Posted by
Fronita
Labels:
fReaK it
,
iT's all about mE

