Hari ini g menemukan kasus yang sekali lagi membuat g geleng-geleng kepala. Hal
soal berpasangan. Seriusan, g ga pernah habis pikir kenapa ada banyak orang yang
g tahu dengan sadar dan teganya melakukan hal yang tidak menyenangkan kepada
pasangannya. Padahal pasangannya tidak melakukan kesalahan (ya setidaknya yang g
tahu dan lihat sih) tapi dia dengan sadarnya melukai pasangannya dengan
kata-kata atau tingkah lakunya. Perkara satu ini adalah hal yang dari dulu
sampai hari (setidaknya sampai g menulis ini) adalah hal yang belum g menangkan.
Jujur, sejak g mengenal dan mengetahui atau mengerti soal hal menyukai lawan
jenis, g amat sangat ingin memiliki pasangan. Saat teman-teman di sekitar g
sudah punya pasangan, seriusan g amat sangat iri sampai berkhayal dan mengarang
cerita sendiri untuk memenuhi keinginan itu bahkan ternyata hal itulah yang
membuat g ada dalam kondisi saat ini.
Kondisi yang sesungguhnya amat diinginkan tetapi menjadi kondisi yang juga
amat dibenci (my gift and my curse). Jika dilihat dari sisi keinginan, kondisi
yang amat sempurna seperti yang diinginkan bahkan mungkin jauh dari khayalan
yang dulu tapi dari sisi satunya adalah kondisi yang harus segera diakhiri
karena sangat menyakitkan untuk dilanjutkan namun walaupun demikian tetap g
bisa berusaha bertahan dan tetap menjadi pasangan yang punya integritas
(setidaknya g sudah menjadi seperti itu sejak kisah yang paling akhir yang
seharusnya bisa menjadi yang terakhir, ah ya sudahlah). Kembali pada bagian
prolog. Nah g menemukan banyak pasangan yang bisa kalah dengan hal sepele
(astaga) andai saja mereka tahu bagaimana kehidupan berpasangan yang g sedang
jalani saat ini, g amat sangat yakin ngga akan ada yang bakal bertahan kya g
(bangga haha) karena ini berlipat-lipat kali sulitnya dari apa yang mereka
hadapi tapi mereka tetep aja kalah. Dengan mudahnya menyerah dan akhirnya
menyakiti bahkan tidak sedikit yang akhirnya berpaling dan menjadi
pengkhianat. Kenapa kesannya malah ngga menghargai apa yang udah Tuhan kasih
ke mereka gitu yaa.
Emang sih ada juga yang akhirnya terus bertahan walau pasangannya bukan yang
sepadan, dalam artian mungkin lebih banyak tidak menyenangkannya daripada
menyenangkannya (tapi ini kan yang dilihat orang bukan yang sebenarnya). Nah g
masih percaya sih bahwa orang-orang yang demikian bisa bertahan adalah
orang-orang yang mampu melihat sisi lain dari pasangannya yang tidak bisa
dilihat oleh orang lain. Bagus kalau mereka mampu membuktikan bahwa emang
mereka adalah pasangan yang layak untuk ada bukan layak untuk dipisahkan oleh
pendapat orang lain.
Jujur ya g amat sangat berniat melakukan hal tersebut di atas jika nanti
memiliki pasangan. Ya emang sih jatohnya nanti akan mulai ada kompromi untuk
beberapa hal yang bukan gueee banged gitu kya orang terakhir yang pernah
singgah. Tapi maksudnya kalau emang dia bisa berubah atau seengganya mau
berubah kenapa ngga, gitu kali ya atau emang harusnya terus menunggu dan
mencari yang benar-benar sempurna sama seperti orang-orang yang sudah dapat
dan akhirnya melepaskannya dan mencari yang lain sampai ketemu yang
bener-bener pas walau mungkin aja ngga pas juga dan akhirnya jadi salah.
Bahkan kisah cinta selama 18 tahun yang g tahu aja tetep akhirnya terpisah,
ya emang bukan karena masing-masing beralih pada orang lain tapi karena
kondisi lain tapi hasil akhirnya tetap aja mereka menjadi berpasangan dengan
orang lain (masing-masing).
Jadi apa yang bisa dipelajari tentang sebuah kata pasangan? Mungkin kembali
pada basic kali yak. Kembali pada hakikatnya kalau manusia diciptakan
berpasangan seperti Hawa yang tercipta untuk sang Adam, maka setiap orang
juga punya pasangannya yang Sudah digariskan oleh Tuhan. Jadi kalau emang
sesuai sama jalannya Tuhan maka tunggu sampai Tuhan yang berikan. Walau
susah bgd kondisi ini dijalani dalam dunia nyata apalagi udah kepentok sama
keinginan orang tua ditambah usia yang kian bertambah, susah bgd ini.
Kondisi ini yang bikin orang banyak memilih kondisi di paragraph kedua,
kondisi berpasangan dan bertahan dengan apa yang mungkin tidak membahagiakan.
Sulit bgd yaaak jadinya. Sendiri salah, pasangan tersiksa
hiks. Untuk orang yang beriman, pegang teguh janji-Nya Tuhan bahwa semua
yang terjadi adalah untuk kebaikan asalkan kitanya percaya sama Tuhan.
Kondisi apapun yang diberikan berarti itu yang terbaik di masa aitu karena
akan ada masanya dimana kita kondisi berbeda karena sudah bertemu dengan
jalannya. Sendiri atau berpasangan tetaplah jadi orang baik, orang percaya,
orang beriman. Lakukan yang baik pada orang lain seperti yang ingin orang
lain lakukan padamu. Tetaplah jadi orang baik walau kau diperlakukan tidak
baik karena akan ada orang baik lain yang nantinya menemukanmu. Buat semua
yang udah punya pasangan baik sudah resmi ataupun belum, jagalah dia. Udah
dikasih sama Tuhan, jangan disia-siakan. Masih banyak orang yang menanti dan
menginginkan kondisi seperti yang kalian miliki saat ini (seperti saya
haha). Kesabaran adalah kunci walaupun kadang penat datang sesekali, jadikan
itu sebagai cobaan bukan halangan (haha yang ini sok bgd sih kya bisa aja
hehe). Tapi kalau emang g harus begini yak, g mah yakin bisa bertahan lama
dan bisa jadi pasangan luar biasa buat dia (hehe yakin) sayang aja kami
bukan pasangan yang itu tapi kami akan jauh lebih buruk buat sesama jika
terus menjadi pasangan.
Posted by
Fronita
Labels:
fReaK it
,
iT's all about mE

