Ngga kerasa udah bulan Juli. Tandanya udah lewat setengah tahun dan udah masuk ke setengah tahun  berikutnya menuju akhir 2022. Rasa pertama yang ingin diungkapkan adalah sedih. Sedih karena apa ya berasa bahwa setiap kali punya rencana, ngga setiap kali sih, ada banyak juga rencana yang berhasil tapi mungkin terkhususkan untuk rencana besar yang satu ini kali. Dulu pas Feb 2018 udah rasanya seneng banged menunggu 2019 datang, bahwa akan ada perubahan amat sangat besar dan uuuhhhh rasanya ngga sabar banged deh nunggu 1 Jan 2019. Tapi nyatanya di Okt 2018 semuanya berubah bahkan di Feb 2019 semesta lebih menunjukkan bahwa angan-angan di Feb 2018 itu salah semua (hiks).

2022 sepertinya mirip dengan 2019. Harapan besar di akhir 2021 bahwa 2022 adalah tahunnya saya. 2021 udah menutup semuanya dengan amat baik, rasanya senang sekali, lega banged. Rasa yang dinantikan lama sekali. Bahkan ini rasanya jauh lebih luas dari Feb 2018 tapi ternyata sekali lagi di-prank sama hidup dan semesta. Bahkan ga harus nunggu lama, tepat di 1 Jan 2022 ada kejadian luar biasa yang membuat pemikiran menjadi berbeda sekaligus terbuka bahwa rencana besar itu bukan cuma punya 1 faktor aja tapi ada banyak. Seperti orang yang kena pukulan, sejak 1 Jan itu, pukulan ngga pernah berhenti dan sampai-sampai membuat ngga bisa bangun untuk sekedar bertahan.

Sungguh merupakan pelajaran hidup yang sangat berharga. Bulan demi bulan di 2022 makin menunjukkan bahwa rencana besar itu ngga semudah membalikan telapak tangan. Bukan hanya dari sisi mencari namun dari sisi sekitarnya juga. Ada banyak bahkan makin merasa terlalu banyak yang harus dipersiapkan. Ketakutan dan kekhawatiran semakin tinggi dan semakin mulai banyak berdatangan bahkan diminta bukan untuk menyelesaikannya satu per satu melainkan meninggalkannya satu persatu dan mulai menyelesaikan yang di sekitarnya dulu. Sakit kepala sih. Cuma ya rasanya kya udah ngga ada tenaga buat melawan lagi.

Dua kali untuk dua perkara dicoba untuk dilawan dan hasilnya amat sangat buruk. Bukan cuma fisik yang terluka tapi hati, batin dan lainnya yang justru meninggalkan luka yang lebih parah (hiks). Semua hal itu membuat diri berpikir bahwa mungkin caranya bukan dilawan tapi diterima trus kalau diterima  kmu kapan bahagianya (haha, pertanyaannya Lita buat Angkasa ya) jawabannya yaa bahagia yang kya apa? itu kalau Sang Pemilik Hidup yang jawab karena kadar bahagia kan beda-beda. Bisa kerja dari rumah dan merasa aman dari kondisi yang masih ngga menentu dan tetap dibayar dengan bayaran yang sama bukankah juga sebuah kebahagiaan? (versi tertentu, ya ga?)

Nah jadi kesimpulan untuk review adalah mencoba untuk diam. Mencoba untuk menyelesaikan satu per satu. Rencana besar mungkin akan menjadi lambat untuk pemenuhan timeline-nya tapi mungkin aja itu lebih baik dan berasa lebih berkurang sakit kepalanya. 1 hal yang bener-bener berasa hilang adalah tempat cerita. Ngga tahu cerita sama siapa, trus langsung dikomen lah kan ada AKU, yang dimana-mana bisa diajak cerita hehe. Ampun yaak (worship) dari dulu sering bilang berharap ada yang versi fisiknya haha. 

Cukupkan aq dengan apa yang sekarang. Kuatkan aq untuk apa yang aq catet, yang menurutku butuh dihadapi dan diselesaikan. Kejutkan aq dengan rencanaMu yang pasti indah. Trust in You. Always.
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates